Kamis, 30 September 2010

Sang Penatap Rembulan

Bulan sabit tipis menggantung dilangit malam. Tersenyum manja menatapnya lekat. Tercekat jiwa terikat pada pesonanya. Bagai pungguk merindu rembulan.

Hitam awan berarak beriring bergemuruh. Menutup senyum pesona sang juwita malam. Meredupkan.. Menggelapkan.. Menghitamkan.. Terkecewakan pungguk sang penatap rembulan.

Perih.. Pedih.. Penuh dendam amarah. Direlung dada pungguk kecil menyesak. Mengeluh.. Menyalahkan sang awan hitam. Dia pungguk malang nan bodoh.

Itulah sang pungguk perindu rembulan. Menyalahkan karena ketidak mampuannya. Jangan begitu sekali-kali jangan begitu. Ikhlaskanlah diri.. Perbaikilah diri..